Menggali Momennya dalam Sejarah

Titik Balik: Menggali Momennya dalam Sejarah yang Mengubah Arus Peristiwa

Menggali Momennya dalam Sejarah, Sejarah manusia di penuhi dengan momen-momen penting yang telah mengubah arah peristiwa dan membentuk dunia seperti yang kita kenal saat ini. Dari revolusi politik hingga peristiwa alam yang dahsyat, titik balik ini memainkan peran krusial dalam memahami evolusi peradaban manusia. Dalam artikel ini, kita akan menyelami beberapa momen bersejarah yang telah menjadi titik balik dalam sejarah manusia.

Menggali Momennya dalam Sejarah, Revolusi Industri: Perubahan Fundamental dalam Cara Manusia Bekerja

Revoluti Industri, yang di mulai pada abad ke-18 di Inggris, adalah salah satu titik balik terbesar dalam sejarah manusia. Perubahan dari produksi manual menjadi proses mekanis tidak hanya mengubah cara barang di produksi, tetapi juga mengubah seluruh struktur sosial dan ekonomi masyarakat.

  1. Penggunaan Mesin Uap: Penemuan mesin uap oleh James Watt membuka pintu bagi proses produksi yang lebih efisien dan skalabilitas yang lebih besar. Ini memungkinkan produksi massal barang-barang, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan ketersediaan barang bagi masyarakat umum.
  2. Urbanisasi dan Perubahan Sosial: Revolusi Industri mendorong urbanisasi massal, dengan ribuan orang meninggalkan desa-desa untuk mencari pekerjaan di kota-kota industri. Ini mengubah lanskap sosial, menciptakan kelas pekerja industri baru, dan membentuk kota-kota modern seperti yang kita kenal saat ini.
  3. Perubahan Ekonomi Global: Revolusi Industri tidak hanya membawa perubahan dalam negeri, tetapi juga mengubah lanskap ekonomi global. Negara-negara Eropa yang memimpin dalam revolusi ini menjadi kekuatan ekonomi dominan di panggung dunia, sementara negara-negara yang tidak mengikuti revolusi ini mengalami keterbelakangan ekonomi.

Baca juga: Melacak Perjalanan Zaman

Perang Dunia: Konflik Global yang Mengubah Dunia

Perang Dunia I dan II adalah dua peristiwa yang memiliki dampak besar dalam sejarah modern. Kedua perang ini tidak hanya menyebabkan kerugian manusia yang besar, tetapi juga membawa perubahan politik, ekonomi, dan sosial yang mendalam.

  1. Perang Dunia I: Perang Dunia I, yang terjadi antara 1914 dan 1918, merupakan perang pertama dalam sejarah yang melibatkan negara-negara di seluruh dunia. Perang ini menghancurkan empat kekaisaran besar (Jerman, Austria-Hongaria, Rusia, dan Utsmaniyah) dan menciptakan kondisi yang memicu Perang Dunia II.
  2. Perang Dunia II: Perang Dunia II, yang berlangsung dari tahun 1939 hingga 1945, adalah konflik terbesar dalam sejarah manusia. Konsekuensinya mencakup jatuhnya kerajaan kolonial, pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan pembagian dunia menjadi blok-blok ideologi.

Gerakan Perubahan Sosial: Menciptakan Masa Depan yang Lebih Adil

Berbagai gerakan perubahan sosial telah menjadi titik balik penting dalam sejarah manusia, membawa perubahan dalam hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan perlindungan lingkungan.

  1. Gerakan Hak Asasi Manusia: Gerakan hak asasi manusia telah berjuang untuk mengakhiri diskriminasi rasial, agama, dan etnis di seluruh dunia. Gerakan ini telah mencapai tonggak-tonggak penting, seperti abolisi perbudakan, hak pilih untuk wanita, dan penghapusan segregasi rasial.
  2. Gerakan Lingkungan: Kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan telah menjadi fokus gerakan lingkungan di seluruh dunia. Aksi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, menghentikan deforestasi, dan melestarikan keanekaragaman hayati telah menjadi titik balik dalam upaya kita untuk menjaga planet ini bagi generasi mendatang.

Revolusi Digital: Transformasi Dunia Menuju Era Teknologi

Revolusi digital adalah salah satu titik balik terbaru dalam sejarah manusia. Membawa perubahan mendalam dalam cara kita berkomunikasi, bekerja, dan hidup.

  1. Internet dan Media Sosial: Perkembangan internet dan media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi, mengakses informasi, dan berbagi ide. Ini membuka pintu bagi komunikasi global tanpa batas dan mengubah lanskap politik, ekonomi, dan budaya secara fundamental.
  2. Teknologi Disruptif: Kemajuan dalam teknologi seperti kecerdasan buatan, kecerdasan tiruan, dan robotika telah mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi dengan teknologi. Ini membawa tantangan baru seiring dengan peluang baru dalam menciptakan masa depan yang lebih inovatif.

Kesimpulan:

Menggali titik balik dalam sejarah manusia membantu kita memahami betapa pentingnya momen-momen krusial ini dalam membentuk dunia kita saat ini. Dari revolusi industri hingga revolusi digital, setiap peristiwa besar telah membawa perubahan mendalam dalam cara kita hidup dan berinteraksi satu sama lain. Dengan memahami jejak masa lalu, kita dapat lebih baik mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan peluang yang akan datang. Namun Sambil memastikan bahwa kita belajar dari kesalahan dan pencapaian masa lalu.

Baca juga: slot bet 100 rupiah

Melacak Perjalanan Zaman

Melacak Perjalanan Zaman: Kisah Peradaban yang Membentuk Dunia Kini

Melacak Perjalanan Zaman, Peradaban manusia telah mengalami perjalanan yang panjang dan menakjubkan sepanjang ribuan tahun. Dari perkembangan awal di lembah-lembah sungai hingga zaman modern yang canggih, setiap peradaban telah meninggalkan jejaknya sendiri dalam membentuk dunia kita saat ini. Dalam artikel ini, kita akan menggali kisah-kisah peradaban yang menarik dan bagaimana pengaruhnya masih terasa dalam masyarakat kontemporer.

Jejak Peradaban Awal: Melacak Perjalanan Zaman

  1. Peradaban Mesir Kuno: Mesir kuno adalah salah satu peradaban tertua di dunia yang memiliki warisan budaya dan arsitektur yang megah. Dari piramida dan kuil-kuil yang dibangun untuk menghormati para firaun hingga pengetahuan astronomi mereka yang maju, peradaban Mesir Kuno telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan manusia.
  2. Peradaban Mesopotamia: Lembah sungai Tigris dan Efrat adalah tempat kelahiran peradaban Mesopotamia, yang mencakup Sumeria, Babilonia, dan Asyur. Mereka adalah pencipta sistem tulisan pertama, hukum tertulis, dan konsep-konsep matematika yang masih digunakan hingga saat ini.

Zaman Klasik dan Pengaruhnya:

  1. Peradaban Yunani Kuno: Yunani Kuno di kenal sebagai “pembawa peradaban” karena kontribusinya dalam politik, filsafat, seni, dan sains. Pemikiran filsafatnya, seperti yang diungkapkan oleh Sokrates, Plato, dan Aristoteles, masih menjadi landasan penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan humaniora.
  2. Peradaban Romawi Kuno: Romawi Kuno di kenal karena kekuasaan militernya yang luas, sistem hukum yang canggih, dan kontribusinya terhadap teknologi dan teknik sipil. Warisan mereka, termasuk bahasa Latin, sistem pemerintahan, dan prinsip-prinsip hukum, terus memengaruhi masyarakat modern.

Perkembangan Agama dan Budaya:

  1. Peradaban Kuno India: India kuno memberikan kontribusi besar dalam bidang filsafat, agama, matematika, dan seni. Agama-agama seperti Hinduisme dan Buddhisme berasal dari India, sementara sistem angka desimal dan konsep nol juga berasal dari peradaban ini.
  2. Peradaban Tiongkok Kuno: Tiongkok kuno di kenal karena inovasinya dalam bidang pertanian, teknologi, dan seni. Penemuan kertas, kompas, bubuk mesiu, dan berbagai inovasi lainnya berasal dari Tiongkok kuno, yang memiliki dampak besar pada kemajuan teknologi di seluruh dunia.

Masa Modern dan Globalisasi:

  1. Peradaban Eropa dan Zaman Penjelajahan: Zaman penjelajahan Eropa membuka pintu bagi globalisasi, perdagangan dunia, dan penyebaran budaya. Penemuan Amerika oleh Kolumbus, perjalanan laut ke Asia, dan kolonisasi wilayah baru mengubah lanskap politik dan ekonomi dunia secara permanen.
  2. Revolusi Industri: Revolusi Industri di abad ke-18 dan ke-19 mengubah cara manusia bekerja, hidup, dan berinteraksi satu sama lain. Perkembangan teknologi seperti mesin uap, proses manufaktur massal, dan transportasi yang lebih efisien membawa perubahan yang mendalam dalam struktur sosial dan ekonomi.

Baca juga: Memburu Peninggalan Masa Lalu

Masa Kontemporer dan Tantangan Global:

  1. Perang Dunia dan Era Pasca-Perang: Perang Dunia I dan II membawa konsekuensi yang merugikan bagi peradaban manusia, tetapi juga mendorong pembangunan institusi global seperti PBB dan kesadaran akan pentingnya perdamaian dunia dan kerjasama internasional.
  2. Revolusi Teknologi dan Komunikasi: Revolusi internet dan perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berkomunikasi secara fundamental. Dari media sosial hingga e-commerce, perubahan ini membawa tantangan dan peluang baru bagi peradaban manusia.

Kesimpulan:

Melacak perjalanan peradaban manusia adalah tugas yang menakjubkan dan mendalam. Dari peradaban kuno hingga era modern, setiap periode waktu memiliki kontribusi uniknya dalam membentuk dunia kita saat ini. Dengan memahami dan menghargai warisan yang di tinggalkan oleh peradaban masa lalu, kita dapat merenungkan betapa jauhnya manusia telah berkembang, serta tantangan dan peluang yang di hadapi oleh masyarakat kontemporer dalam menjaga warisan ini untuk generasi mendatang.

Memburu Peninggalan Masa Lalu

Jejak Waktu: Memburu Peninggalan Masa Lalu dalam Sejarah Manusia

Memburu Peninggalan Masa Lalu, Sejarah merupakan jejak perjalanan manusia melintasi waktu, membawa kita pada perjalanan yang menakjubkan melalui masa lalu yang penuh warna dan beragam. Dari reruntuhan kuno hingga artefak berharga, peninggalan masa lalu telah menjadi saksi bisu dari peradaban yang pernah ada. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pentingnya memahami dan menjaga peninggalan sejarah, serta dampaknya dalam memahami jati diri manusia.

Menggali Identitas Manusia melalui Peninggalan Masa Lalu:

Peninggalan sejarah bukan sekadar benda mati; mereka adalah jendela ke masa lalu yang memungkinkan kita untuk melihat dan memahami perjalanan panjang manusia. Dari lukisan prasejarah di gua hingga perpustakaan kuno yang memuat pengetahuan zaman dahulu, setiap artefak dan dokumentasi memiliki cerita yang tak ternilai harganya.

  1. Menghormati Warisan Budaya: Peninggalan sejarah merupakan bagian dari warisan budaya kita. Mereka mencerminkan keberagaman budaya, agama, dan tradisi yang telah ada selama ribuan tahun. Dengan menjaga dan menghormati peninggalan ini, kita dapat meresapi kekayaan warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang kita.
  2. Mengungkap Keajaiban Teknologi: Artefak kuno sering kali menjadi saksi perkembangan teknologi manusia. Dari piramida Mesir kuno hingga peta navigasi kuno, penemuan arkeologis membantu kita memahami bagaimana manusia prasejarah menggunakan teknologi yang mereka miliki untuk membangun peradaban yang luar biasa.
  3. Menelusuri Perkembangan Sosial: Peninggalan masa lalu juga mengungkapkan bagaimana masyarakat dulu hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain. Dari alat-alat pertanian primitif hingga senjata perang yang digunakan dalam pertempuran bersejarah, peninggalan ini memberikan wawasan tentang struktur sosial dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat zaman dulu.

Melestarikan Kekayaan Warisan: Memburu Peninggalan Masa Lalu

Memahami pentingnya menjaga peninggalan sejarah tidak hanya tentang menghargai masa lalu, tetapi juga tentang melindungi warisan untuk generasi mendatang.

  1. Konservasi dan Restorasi: Upaya konservasi dan restorasi memainkan peran penting dalam menjaga peninggalan sejarah tetap utuh. Ini melibatkan penelitian, pemeliharaan, dan restorasi benda-benda bersejarah untuk memastikan bahwa mereka tetap dapat di nikmati oleh generasi mendatang.
  2. Pendidikan dan Penelitian: Peninggalan sejarah memberikan kesempatan bagi para sejarawan dan arkeolog untuk melakukan penelitian mendalam tentang masa lalu manusia. Dari penemuan baru hingga interpretasi yang lebih baik tentang peristiwa bersejarah, penelitian ini membantu kita memperkaya pemahaman kita tentang dunia kita yang dahulu.
  3. Kolaborasi Internasional: Banyak peninggalan sejarah merupakan warisan dunia yang menjadi tanggung jawab bersama umat manusia. Kolaborasi internasional dalam pelestarian peninggalan ini sangat penting untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya di jaga di tingkat nasional. Tetapi juga di hargai dan di lindungi oleh seluruh umat manusia.

Kesimpulan:

Jejak waktu memberi kita pandangan tentang perjalanan yang luar biasa dari masa lalu hingga sekarang. Dengan memahami pentingnya menjaga dan menghormati peninggalan sejarah, kita dapat merenungkan akar budaya, teknologi, dan peradaban manusia yang membentuk dunia kita saat ini. Dengan upaya bersama dalam melestarikan peninggalan sejarah. Kita dapat memastikan bahwa warisan kita tidak hanya di hargai oleh kita sendiri, tetapi juga oleh generasi yang akan datang.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Kutai

Sejarah Kerajaan Kutai

Sejarah Kerajaan Kutai: Asal-usul, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan

Sejarah Kerajaan Kutai, Kerajaan Kutai adalah salah satu kerajaan Hindu tertua yang pernah berdiri di wilayah Nusantara, tepatnya di wilayah Kalimantan Timur, Indonesia. Kerajaan ini memiliki sejarah panjang yang menggambarkan kejayaan dan peran pentingnya dalam perkembangan peradaban di Nusantara. Sejarah panjang kerajaan Kutai di perkuat adanya tujuh prasasti yang di temukan.

Kerajaan Kutai memiliki akar sejarah yang sangat tua, bahkan sebelum abad ke-4 Masehi. Pada abad ke-4 Masehi, Kerajaan Kutai di kenal sebagai salah satu kerajaan tertua di wilayah Kalimantan Timur. Menurut informasi yang didapat dari salah satu prasasti Kerajaan Kutai yang ditemukan, yakni Prasasti Yupa menjelaskan bahwa Raja Kudungga yang di kenal sebagai pendiri kerajaan Kutai adalah dirinya.

Disebutkan juga bahwa Kudungga memiliki seorang anak laki-laki bernama Asmawarman yang kemudian memerintah sebagai raja kedua Kerajaan Kutai. Asmawarman mempunyai tiga putra, di antaranya adalah Mulawarman, yang akhirnya memegang tahta sebagai raja dan berhasil membawa Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya.

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya. Raja ini di kenal sebagai sosok yang baik hati dan kuat. Raja Mulawarman mengadakan upacara besar dengan persembahan ribuan ekor lembu untuk kaum Brahmana di tempat suci Waprakeswara. Upacara besar ini menggabungkan unsur Hindu dan budaya Indonesia.

Mulawarman juga menerapkan upacara Vratyastoma untuk naik ke kasta Ksatria, menunjukkan tingginya kemampuan intelektualnya. Di masa pemerintahannya, ekonomi kerajaan berkembang pesat, terutama sektor pertanian dan perdagangan. Ini karena letak geografisnya yang strategis, seperti terungkap dalam Prasasti Yupa. Terkait keberhasilan Mulawarman dalam menyejahterakan rakyatnya, bukti tercermin di prasasti Yupa serta dalam aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang mendukung masa kejayaan Kerajaan Kutai.

Pada aspek sosial, kala itu muncul golongan terdidik yang menguasai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Golongan tersebut di kenal sebagai Brahmana dan Ksatria. Ksatria berasal dari kerabat raja Mulawarman. Hal ini dibuktikan melalui upacara pemberkatan bagi mereka yang memeluk agama Hindu. Sedangkan di aspek politik, pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, stabilitas politik di Kerajaan Kutai terjaga dengan baik, dan sistem politiknya menjadi kekuatan dominan yang mempengaruhi.

Prasasti Yupa mencatat bahwa Raja Mulawarman memiliki kekuasaan yang besar dan kuat, sekaligus bijaksana dalam tindakannya. Selanjutnya, dari aspek ekonomi adalah sistem penarikan hadiah diterapkan untuk pedagang luar yang ingin berdagang di kerajaan ini, mirip dengan pajak modern, memberikan pemasukan tambahan bagi Kerajaan Kutai. Dalam aspek agama pun kejayaan Kerajaan Kutai sangat terasa. Kerajaan Kutai sangat menganut keyakinan leluhur. Hal ini terlihat dalam prasasti Yupa, yang merupakan peninggalan zaman Megalitikum.

Di samping itu, terdapat punden berundak, menhir, dan tempat pemujaan bernama Waprakeswara. Raja Kutai menganut agama Hindu Siwa dengan pengaruh brahmana, sementara rakyat memiliki kebebasan dalam memilih aliran Hindu. Namun, masa kejayaan Kutai era Mulawarman tidak berlangsung lama setelah kematiannya dan pergantian pemimpin yang berujung pada keruntuhan kerajaan tersebut.

Keruntuhan Kerajaan Kutai

Seperti banyak kerajaan kuno lainnya, Kerajaan Kutai juga mengalami masa-masa sulit. Serangan dari berbagai kekuatan asing serta perang saudara melemahkan pada akhirnya membawa kerajaan ini pada periode kemunduran.

Terlebih, setelah Mulawarman, nasib Kerajaan Kutai mengalami ketidakpastian. Kerajaan Kutai Martapura akhirnya runtuh setelah di taklukkan oleh Kesultanan Kutai yang menganut Islam pada tahun 1635. Raja terakhir Kerajaan Kutai, Maharaja Dharma Setia, gugur dalam pertempuran melawan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai. Sejak itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.

Meskipun demikian, sejarah Kutai juga mencatat periode rekonsiliasi, di mana masyarakatnya berhasil mendamaikan perbedaan dan membangun kembali kejayaan yang pernah di milikinya.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai di kenal dengan prasasti terkenal berupa tujuh Yupa. Prasasti tersebut berisi sejarah keluarga kerajaan dan di tulis dalam huruf Pallawa berbahasa Sansekerta. Yupa berbentuk tugu setinggi satu meter dan tertanam di tanah seperti tiang. Prasasti Yupa dan enam prasasti lainnya adalah artefak bersejarah dari kerajaan kuno di Indonesia, berfungsi untuk memperkenalkan dan memiliki fungsi lain seperti tiang dan simbol kebesaran. Isi ketujuh prasasti Kerajaan Kutai yang di terjemahkan oleh para ahli telah di identifikasi. Berikut informasinya:

– Berisi silsilah raja yang pernah menjadi pemimpin dan memerintah kerajaan dengan kekuasaan tertinggi di Kutai.

– Kudungga Ayah dari Aswawarman yang seperti dewa matahari menumbuhkan keluarga.

– Aswawarman memiliki tiga putra, salah satunya Mulawarman, raja yang baik, kuat, dan kuasa.

– Sang Mulawarman telah mengadakan selamatan, mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para Brahmana.

– Kerajaan Kutai terletak di wilayah yang sangat strategis, yakni pada hilir sungai Mahakam yang dahulu di sebut dengan muara kaman.

– Aswawarman di sebut sebagai pendiri kerajaan, selain itu Aswawarman juga di beri gelar yakni Wangsakerta.

– Wilayah Kutai yang tertulis di dalam prasasti meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya.

– Cerita kehidupan di Kutai, sangat aman, tenteram dan masyarakat dalam kondisi yang sejahtera.

Baca juga: Sejarah Rupiah Mata Uang

Sejarah Rupiah Mata Uang

Sejarah Rupiah Mata Uang Indonesia

Sejarah Rupiah Mata Uang, Sebelum seperti sekarang, mata uang Indonesia telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Apabila kini kita bertransaksi dengan rupiah, orang Indonesia di zaman dahulu melakukannya dengan mata uang lain, seperti koin emas dan perak! Di era kolonial, dulu pertukaran uang dilakukan dengan guldenmata uang Belanda. Mari kita intip sejarah perjalanan rupiah sebagai mata uang Indonesia dari waktu ke waktu. Kamu akan takjub!

9 Linimasa Sejarah Rupiah Mata Uang Indonesia

1. Tahun 800-1600 digunakan bermacam-macam metode pembayaran

Bagaimana cara orang di masa lampau bertransaksi? Rupanya, di antara tahun 800 sampai 1600 masehi transaksi dilakukan dengan koin emas dan perak. Produk koin pertama yang ditemukan di Indonesia berasal dari dinasti Sailendra yang diproduksi dari abad ke-9 hingga ke-12.

Selain menggunakan koin emas dan perak, untaian manik-manik juga dipakai sebagai alat tukar. Manik-manik ini diproduksi oleh kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan menyebar hingga pulau Jawa, Kalimantan sampai Indonesia bagian timur seperti Maluku. Tak hanya itu, di akhir abad ke-13 Kerajaan Majapahit menerima kedatangan pedagang Cina dan menjadikan koin tembaga sebagai alat tukar di masa itu.

2. Tahun 1600-1942 menggunakan mata uang kolonial Belanda

Lalu, apa yang terjadi ketika orang-orang Eropa mulai berdatangan ke Indonesia? Mereka membawa koin emas dari Portugal dan Venesia, dolar perak dari Bolivia, Peru dan Meksiko yang kemudian jadi koin perdagangan utama selama beberapa ratusan tahun. Lalu, perusahaan Hindia Timur Belanda pada abad ke-17 mengimpor koin perak untuk membantu perdagangan di masa tersebut.

Namun, karena kurangnya pasokan timah, pada tahun 1724 perusahaan itu mulai memproduksi koin tembaga sendiri, di cetak di enam provinsi di Belanda dan di impor dalam jumlah besar selama abad ke-18 hingga ke-19.

Lalu, uang kertas pertama muncul di tahun 1752 berkat pembentukan De Bank Courant dan Bank van Leening. Setelah VOC bangkrut pada 31 Desember 1799, Republik Batavia mengeluarkan uang sendiri dan membuat koin gulden perak pada tahun 1802.

3. Tahun 1942-1945, di bawah masa penjajahan Jepang

Di tahun 1942, Jepang menginvasi pemerintahan Hindia Belanda dan mengambil alih seluruh negeri. Jepang membawa mata uang sendiri termasuk uang lokal dan gulden, lalu melikuidasi bank-bank, termasuk De Javasche Bank. Setelahnya, terbitlah uang kertas yang di keluarkan oleh De Japansche Regeering dan menjadi alat pembayaran yang sah sejak Maret 1942.

Uang Jepang seharusnya memiliki nilai yang sama dengan uang Belanda, namun terjadi hiperinflasi karena mencetak uang secara berlebihan. Di tahun 1944, Jepang mengeluarkan uang yang di cetak dalam bahasa Indonesia. Stok uang kertas ini tetap di pakai oleh pemerintah Indonesia sampai tahun 1946 ketika pemerintah baru bisa mencetak uang sendiri.

4. Belanda datang kembali untuk merebut Indonesia dan mengeluarkan Gulden NICA

Pada akhir perang, sekutu NICA mulai mengambil alih kendali atas Indonesia dan mencetak gulden NICA di tahun 1943. Uang ini di sebarkan di Papua, Maluku dan Kalimantan. Lalu, ketika uang NICA pertama kali muncul di Pulau Jawa, Soekarno mengeluarkan dekrit (keputusan) segera di tanggal 2 Oktober 1945 yang menyatakan bahwa uang kertas NICA itu ilegal. Karena tidak memiliki kuasa penuh, akhirnya Belanda memutuskan tidak mengeluarkan uang NICA di kota-kota di Pulau Jawa dan Sumatra. Karena kesulitan mengedarkan uang, akhirnya lambat laun uang NICA tidak lagi berlaku dan tidak di gunakan.

5. 1945, Indonesia mulai mencetak mata uang rupiah

Di tahun 1945, setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah Indonesia memutuskan sudah saatnya untuk membuat mata uang sendiri. Lalu, pemerintah menyatakan bahwa bank sentral Indonesia yang baru adalah Bank Negara Indonesia, yang didirikan pada 5 Juli 1946 dan menempati kantor di De Javasche Bank di Yogyakarta.

Rupiah Indonesia pertama kali di keluarkan pada 3 Oktober 1946. Sementara, mata uang yang berlaku sebelumnya seperti uang NICA atau mata uang Jepang harus di serahkan ke bank paling lambat 30 Oktober 1946. FYI, satu rupiah baru itu nilainya setara dengan 0,5 gram emas.

6. Tahun 1965-1991, terjadi inflasi besar-besaran

Inflasi merajalela dan naik hingga 27 persen di tahun 1961. Di tahun selanjutnya, melonjak jadi 174 persen dan menjadi 600 persen pada tahun 1965! Akibat kekacauan ini, harga-harga pun melonjak naik dan indeks harga pada akhir tahun 1965 telah di hitung 363 kali lebih tinggi dari tahun 1958.

Akibat inflasi ini, beberapa nominal baru rupiah di tambahkan. Pada tahun 1970, Bank Indonesia menambahkan nominal Rp5.000 dan Rp10.000 pada uang kertas baru. Setelah inflasi terkendali, koin rupiah mulai di perkenalkan lagi, mulai dari nominal Rp1 hingga Rp100. Di September 1975, uang kertas pecahan Rp100 di tarik permanen dari peredaran.

7. 1992-1999, sebelum dan sesudah krisis ekonomi

Krisis keuangan Asia yang terjadi di tahun 1997-1998 mengurangi nilai rupiah hingga 80 persen. Inilah juga yang membuat orang-orang menggulingkan Soeharto dari kursi kepresidenan yang telah ia duduki selama 32 tahun. Pada Juni 1998, rupiah mencapai titik terendah yang menyentuh angka Rp16.800 per 1 USD.

Lalu, uang pecahan Rp50.000 yang sebelumnya bergambar Soeharto di ganti dengan gambar WR Soepratman pada pecahan yang sama. Ini di lakukan untuk menandai berakhirnya kekuasaan Soeharto dan memulai babak baru di era reformasi.

8. Tahun 2000-2005, uang kertas pecahan 100 dan 500 di hentikan

Pada tahun 2000, uang kertas pecahan 100 dan 500 rupiah resmi di hentikan produksinya. Ini terjadi karena ada devaluasi dramatis terhadap mata uang Indonesia. Namun, penghentian ini selaras dengan munculnya pecahan uang baru Rp1.000 dan Rp5.000.Sekitar tahun 2004, pecahan uang Rp20.000 di perkenalkan. Sementara itu, di tahun 2005, direksi Bank Indonesia mendesain ulang pecahan uang kertas Rp10.000 dan Rp50.000.

9. Tahun 2016, Bank Indonesia meluncurkan seri pecahan uang terbaru seperti yang kita kenal sekarang

Terakhir, di tahun 2016, perubahan terbaru di lakukan. Tepatnya pada 19 Desember 2016, Bank Indonesia meluncurkan desain baru uang kertas dan koin rupiah. Bank Indonesia juga menempelkan teks ‘Negara Kesatuan Republik Indonesia’ pada uang kertas, bukan Bank Indonesia seperti pada seri uang sebelumnya.

Nah, itulah sejarah perubahan mata uang Indonesia dari waktu ke waktu. Kalau kamu, paling suka desain uang yang mana?

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini di dasarkan atas pengalaman unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa di capai.

Baca juga: Sejarah Demokrasi Pemilu 2024

Sejarah Demokrasi Pemilu 2024

Pemilu 2024 Disebut Paling Buruk dalam Sejarah Demokrasi di Indonesia

Sejarah Demokrasi Pemilu 2024, Guru besar hukum pidana Universitas Padjajaran (Unpad) Prof Romli Atmasasmita menilai Pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi paling buruk dan banyak diwarnai dengan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Ia mengaku, sudah mengikuti Pemilu sebanyak tujuh kali, dan pesta demokrasi kali ini yang paling hancur.

“Saya sudah tujuh kali ikut pemilu, saya lahir 44, jadi tahu. Ini yang paling amburadul. Biar KPU, Bawaslu, Polri mengatakan ini sudah lurus, ini kalau bahasa saya, ini govermental crime. Kejahatan yang di lakukan oleh pemerintah. Pertanyaannya siapa yang bisa mengadili?” kata Romli dalam diskusi publik bertajuk ‘Sirekap dan Kejahatan Pemilu 2024, Sebuah Konspirasi Politik’ di Sekretariat Barikade 98, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (18/3).

Sirekap dan Kejahatan Pemilu 2024

Romli menekankan, pentingnya untuk memperkuat Undang-Undang Pemilu. Ia menegaskan, Undang-Undang tersebut harus memuat soal sanksi yang tegas hingga pemecatan.

“Harus ada karena ini cuma peringatan sanksi administratif. Bayangkan pelanggaran terhadap hak rakyat berdaulat hanya dengan administratif. Membunuh orang satu saja mati, ini membunuh demokrasi 270 juta jiwa di bunuh, di korupsilah, ini korupsi suara dan sistematis, terstruktur, dan masif. Nah kalau dilihat dari sudut itu, ini pengkhianatan terhadap konstitusi. Itu kena Undang-undang makar. Dia membuat persengkongkolan untuk meruntuhkan maruah negara,” tegas Romli.

Romli pun mencontohkan, salah satunya pengsengkongkolan mengubah batas usia capres-cawapres. Ia juga menyarankan adanya lembaga independen untuk mengaudit proses pemilu atau lembaga hukum yang di isi dengan orang-orang berintegritas.

Romli menganggap pemilu tidak bisa di anggap sebagai momen untuk bermain-main. Karena itu, Undang-Undang yang mengaturnya harus dengan kesadaran semata-mata menjaga kedaulatan rakyat.

“Selama ini kedaulatan rakyat tidak pernah sebebas-bebasnya sebagaimana pemilu, orang nyoblos tidak ada yang mempengaruhi itu di jamin itu, ketika membaca norma-norma yang ada ini tidak serius, satu sisi di larang presiden berkampanye tetapi di bawahnya di bilang boleh asal ini, asal itu,”

Selain itu, lanjut dia, Sirekap pun pelaksanaannya bukan lagi bisa di sebut pelanggaran, melainkan sudah tahap kejahatan. Dia menganalogikan Sirekap seperti sudah membunuh, mencuri, yang dari awal di persiapkan untuk itu.

“Ini sistemnya yang terburu-buru, demokrasi kita belum siap, kenapa belum siap? 60 persen penduduk kita masih jauh dari standar pendidikan yang modern,” tegas dia.

Pemilu 2024 Di sebut Paling Buruk dalam Sejarah Demokrasi di Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator TPDI Petrus Salestinus menyatakan bahwa KPU menutup diri dari kritik publik dan tidak mengklarifikasi berbagai kecurigaan, sehingga kecurigaan publik itu. Bahkan, per hari ini sudah mengarah kepada suatu keyakinan bahwa Sirekap bisa jadi merupakan alat pembunuh demokrasi.

“Sebagian besar publik mulai tidak percaya terhadap Sirekap produk ITB ini. Bahkan akhir-akhir ini KPU sendiri mulai kehilangan kepercayaan terhadap Sirekap ini, dengan seringnya Sirekap ini mati atau di matikan atau tidak di gunakan,” ucap Petrus.

Menurut Petrus, ketidakpercayaan publik terhadap Sirekap telah terjadi. Terlebih, KPU dan pimpinan ITB tidak transparan sejak proses pengadaan Sirekap hingga bagaimana proses bekerjanya Sirekap.

Terlebih, server Sirekap bisa berada di Singapura, Tiongkok dan Prancis serta kerja sama antara KPU dengan Alibaba Cloud yang merupakan pihak asing.

“Sikap tertutup Rektor ITB dan KPU di perparah lagi dengan sikap Bareskrim Polri yang dua kali menolak laporan polisi TPDI dan Perekat Nusantara, hal ikhwal dugaan korupsi dalam pengadaan Sirekap dan penyebaran berita bohong perolehan suara Pemilu lewat Sirekap yang secara UU ITE masuk yurisdiksi Bareskrim Polri bukan Bawaslu alias Gakumdu,” pungkasnya.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Kutai