Sejarah Rupiah Mata Uang Indonesia

Sejarah Rupiah Mata Uang, Sebelum seperti sekarang, mata uang Indonesia telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Apabila kini kita bertransaksi dengan rupiah, orang Indonesia di zaman dahulu melakukannya dengan mata uang lain, seperti koin emas dan perak! Di era kolonial, dulu pertukaran uang dilakukan dengan guldenmata uang Belanda. Mari kita intip sejarah perjalanan rupiah sebagai mata uang Indonesia dari waktu ke waktu. Kamu akan takjub!

9 Linimasa Sejarah Rupiah Mata Uang Indonesia

1. Tahun 800-1600 digunakan bermacam-macam metode pembayaran

Bagaimana cara orang di masa lampau bertransaksi? Rupanya, di antara tahun 800 sampai 1600 masehi transaksi dilakukan dengan koin emas dan perak. Produk koin pertama yang ditemukan di Indonesia berasal dari dinasti Sailendra yang diproduksi dari abad ke-9 hingga ke-12.

Selain menggunakan koin emas dan perak, untaian manik-manik juga dipakai sebagai alat tukar. Manik-manik ini diproduksi oleh kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan menyebar hingga pulau Jawa, Kalimantan sampai Indonesia bagian timur seperti Maluku. Tak hanya itu, di akhir abad ke-13 Kerajaan Majapahit menerima kedatangan pedagang Cina dan menjadikan koin tembaga sebagai alat tukar di masa itu.

2. Tahun 1600-1942 menggunakan mata uang kolonial Belanda

Lalu, apa yang terjadi ketika orang-orang Eropa mulai berdatangan ke Indonesia? Mereka membawa koin emas dari Portugal dan Venesia, dolar perak dari Bolivia, Peru dan Meksiko yang kemudian jadi koin perdagangan utama selama beberapa ratusan tahun. Lalu, perusahaan Hindia Timur Belanda pada abad ke-17 mengimpor koin perak untuk membantu perdagangan di masa tersebut.

Namun, karena kurangnya pasokan timah, pada tahun 1724 perusahaan itu mulai memproduksi koin tembaga sendiri, di cetak di enam provinsi di Belanda dan di impor dalam jumlah besar selama abad ke-18 hingga ke-19.

Lalu, uang kertas pertama muncul di tahun 1752 berkat pembentukan De Bank Courant dan Bank van Leening. Setelah VOC bangkrut pada 31 Desember 1799, Republik Batavia mengeluarkan uang sendiri dan membuat koin gulden perak pada tahun 1802.

3. Tahun 1942-1945, di bawah masa penjajahan Jepang

Di tahun 1942, Jepang menginvasi pemerintahan Hindia Belanda dan mengambil alih seluruh negeri. Jepang membawa mata uang sendiri termasuk uang lokal dan gulden, lalu melikuidasi bank-bank, termasuk De Javasche Bank. Setelahnya, terbitlah uang kertas yang di keluarkan oleh De Japansche Regeering dan menjadi alat pembayaran yang sah sejak Maret 1942.

Uang Jepang seharusnya memiliki nilai yang sama dengan uang Belanda, namun terjadi hiperinflasi karena mencetak uang secara berlebihan. Di tahun 1944, Jepang mengeluarkan uang yang di cetak dalam bahasa Indonesia. Stok uang kertas ini tetap di pakai oleh pemerintah Indonesia sampai tahun 1946 ketika pemerintah baru bisa mencetak uang sendiri.

4. Belanda datang kembali untuk merebut Indonesia dan mengeluarkan Gulden NICA

Pada akhir perang, sekutu NICA mulai mengambil alih kendali atas Indonesia dan mencetak gulden NICA di tahun 1943. Uang ini di sebarkan di Papua, Maluku dan Kalimantan. Lalu, ketika uang NICA pertama kali muncul di Pulau Jawa, Soekarno mengeluarkan dekrit (keputusan) segera di tanggal 2 Oktober 1945 yang menyatakan bahwa uang kertas NICA itu ilegal. Karena tidak memiliki kuasa penuh, akhirnya Belanda memutuskan tidak mengeluarkan uang NICA di kota-kota di Pulau Jawa dan Sumatra. Karena kesulitan mengedarkan uang, akhirnya lambat laun uang NICA tidak lagi berlaku dan tidak di gunakan.

5. 1945, Indonesia mulai mencetak mata uang rupiah

Di tahun 1945, setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah Indonesia memutuskan sudah saatnya untuk membuat mata uang sendiri. Lalu, pemerintah menyatakan bahwa bank sentral Indonesia yang baru adalah Bank Negara Indonesia, yang didirikan pada 5 Juli 1946 dan menempati kantor di De Javasche Bank di Yogyakarta.

Rupiah Indonesia pertama kali di keluarkan pada 3 Oktober 1946. Sementara, mata uang yang berlaku sebelumnya seperti uang NICA atau mata uang Jepang harus di serahkan ke bank paling lambat 30 Oktober 1946. FYI, satu rupiah baru itu nilainya setara dengan 0,5 gram emas.

6. Tahun 1965-1991, terjadi inflasi besar-besaran

Inflasi merajalela dan naik hingga 27 persen di tahun 1961. Di tahun selanjutnya, melonjak jadi 174 persen dan menjadi 600 persen pada tahun 1965! Akibat kekacauan ini, harga-harga pun melonjak naik dan indeks harga pada akhir tahun 1965 telah di hitung 363 kali lebih tinggi dari tahun 1958.

Akibat inflasi ini, beberapa nominal baru rupiah di tambahkan. Pada tahun 1970, Bank Indonesia menambahkan nominal Rp5.000 dan Rp10.000 pada uang kertas baru. Setelah inflasi terkendali, koin rupiah mulai di perkenalkan lagi, mulai dari nominal Rp1 hingga Rp100. Di September 1975, uang kertas pecahan Rp100 di tarik permanen dari peredaran.

7. 1992-1999, sebelum dan sesudah krisis ekonomi

Krisis keuangan Asia yang terjadi di tahun 1997-1998 mengurangi nilai rupiah hingga 80 persen. Inilah juga yang membuat orang-orang menggulingkan Soeharto dari kursi kepresidenan yang telah ia duduki selama 32 tahun. Pada Juni 1998, rupiah mencapai titik terendah yang menyentuh angka Rp16.800 per 1 USD.

Lalu, uang pecahan Rp50.000 yang sebelumnya bergambar Soeharto di ganti dengan gambar WR Soepratman pada pecahan yang sama. Ini di lakukan untuk menandai berakhirnya kekuasaan Soeharto dan memulai babak baru di era reformasi.

8. Tahun 2000-2005, uang kertas pecahan 100 dan 500 di hentikan

Pada tahun 2000, uang kertas pecahan 100 dan 500 rupiah resmi di hentikan produksinya. Ini terjadi karena ada devaluasi dramatis terhadap mata uang Indonesia. Namun, penghentian ini selaras dengan munculnya pecahan uang baru Rp1.000 dan Rp5.000.Sekitar tahun 2004, pecahan uang Rp20.000 di perkenalkan. Sementara itu, di tahun 2005, direksi Bank Indonesia mendesain ulang pecahan uang kertas Rp10.000 dan Rp50.000.

9. Tahun 2016, Bank Indonesia meluncurkan seri pecahan uang terbaru seperti yang kita kenal sekarang

Terakhir, di tahun 2016, perubahan terbaru di lakukan. Tepatnya pada 19 Desember 2016, Bank Indonesia meluncurkan desain baru uang kertas dan koin rupiah. Bank Indonesia juga menempelkan teks ‘Negara Kesatuan Republik Indonesia’ pada uang kertas, bukan Bank Indonesia seperti pada seri uang sebelumnya.

Nah, itulah sejarah perubahan mata uang Indonesia dari waktu ke waktu. Kalau kamu, paling suka desain uang yang mana?

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini di dasarkan atas pengalaman unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa di capai.

Baca juga: Sejarah Demokrasi Pemilu 2024